Rabu, 29 Maret 2017

Alat Musik Tradisional Provinsi Jakarta

            Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di Jakarta. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, orkes Samrah berasal dari Melayu, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong. Betawi juga memiliki lagu tradisional seperti "Kicir-kicir".

Alat Musik Tradisional Provinsi Jakarta meliputi: Bonang, Gambang, Gendang / Kendang , Gender, Gong, Kecrek (Pan), Kemong, Kempul, Kong'ahyan / Kong An Yan, Tehyan, Sukong / Shu Kong, Kromong (Bonang), Ningnong, Rebab. Berikut ini penjelasannya... 


1. Gambang

Gambang
Gambang [https://arsmusic.wordpress.com]
Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 18 bilah bambu yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini digunakan dalam kesenian gambang kromong Betawi. Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul.


2. Gendang / Kendang

Gendang / kendang

Kendang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan, yang dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Semakin kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi pula suara yang dihasilkannya. Cara memainkannya adlah dengan memukul permukaan kulit dengan telapak tangan.


3. Gender

Gender
Gender
Gender (dibaca:"gendèr", IPA:gəndɛr) adalah alat musik pukul logam (metalofon) yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan pelog pathet barang.

Bentuk gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada gamelan Jawa. Alat musik Gender biasa digunakan bersama alat musik lainnya pada pagelaran tari topeng Betawi.


4. Gong

Satu set Gong, kemong, dan kempul
Satu set Gong, Kemong, dan Kempul
Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang terbuat dari perunggu atau logam lain, berbentuk bundar dan besar seperti kuali. Sebagai waditra berpenclon yang sangat besar, gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas mistranya diberi variasi ular naga yang dibuat dari kayu. Dalam kesenian Betawi instrumen gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi tari Topeng Gong, dan sebagainya. Dipukul dengan alat pemukul yang empuk bunyinya sangat rendah dan bergelombang suara, digantung dengan mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut berfungsi sebagai tanda akhir kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.


5. Kecrek (Pan)
Kecrek
Kecrek [http://tikarmedia.or.id/]
Kecrek adalah alat musik perkusi yang digunakan dalam seni perdalangan. Kecrek berfungsi sebagai alat pemberi isyarat segala macam bentuk aba-aba iringan maupun gerakan atau sikap wayang. Kecrek dapat juga berfungsi sebagai penghias irama lagu. Jika dimainkan alat ini akan mengeluarkan suara crek crek crek.

Kecrek alat musik dalam teater Topeng Betawi terbuat dari lempengan besi yang disusun di atas balok kayu dan dipukul dengan dua tongkat kayu kecil.


6. Kemong

Kemong adalah alat musik yang berasal dari gamelan Jawa atau Sunda yang berbentuk semacam gong kecil, merupakan salah satu bagian dari Gambang Kromong.


7. Kempul

Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung menjadi satu perangkat dengan Gong.  Kempul memiliki bentuk mirip dengan gong tetapi lebih kecil. Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/gendhing. Dalam hubungannya dengan lagu/gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya. Kempul menghasilkan suara yang lebih tinggi daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil akan menghasilkan suara yang lebih tinggi lagi.


8. Kromong (Bonang)

Kromong
Kromong (Bonang)
Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Kromong merupakan alat musik pukul dari gamelan Jawa atau Sunda terdiri dari 10 buah sumber suara yang berbentuk seperti mangkok. Kromong merupakan alat musik dan salah satu bagian dari orkes Gambang Kromong. Alat musik yang dalam istilah gamelan dinamakan bonang. Merupakan dua deret belanga sejumlah 10 buah, dengan setiap deret berisi lima slendro sebagaimana dalam gamelan, melainkan laras Pentatonik seperti tata nada "Tsi Ceh" Cina. Belanga-belanga tersebut terbuat dari perunggu, memakai pencu dan dimainkan oleh seorang penabuh dengan mempergunakan dua potong kayu penabuhnya.


9. Ningnong

Ning nong
Ningnong [http://bektistn.blogspot.co.id/]
Ning nong adalah alat musik pukul yang terdiri dari dua buah piringan logam berpencu, bergaris tengah k.1. 10 cm, ditempatkan pada bingkai kayu bertangkati satu, berfungsi sebagai instrument pengatur irama. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkat besi kecil

Cara menabuh ningnong ini mirip dengan kemanak pada gamelan jawa. Hanya bedanya, pada kemanak dikenal dengan teknik “pitet” (tangkep) sedangkan pada ningnong tidak menggunakan teknik “pitet”.


10. Rebab

rebab betawi
Rebab
Rebab (Arab الربابة atau ربابة - "busur (instrumen)"),  juga rebap, rabab, rebeb, rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).

Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.

Rebab merupakan instrumen gesek, di masyarakat Betawi dikenal dengan "rebab cina", yangberukuran paling besar dinamakan Su Kong, sesuai dengan laras dawai-dawainya, yang meniru nada su dan nada kong. Rebab dengan ukuran menengah disebut Hoo Siang (Tehyan), karena dawai-dawainya dilaras menurut nada hoo dan nada siang. Rebab yang paling kecil dinamakan Kong a hian, sesuai dengan larasnya meniru bunyi nada-nada Cina. Rebab yang punya ukuran sedikit lebih besar dari kong a hian, ialah yang bernama tee hian, yang larasnya serupa dengan laras kong a hian.

1. Alat musik Tradisional dari Riau - GAMBUS


           Gambus adalah salah satu alat musik tradisional dari Riau yang bentuknya mirip dengan gitar, namun memiliki bentuk yang mirip dengan buah labu dibagi dua. Alat musik Gambus merupakan jenis alat musik petik yang memilik jumlah senar antara 3- 12 buah.

Alat  musik petik dari Riau ini dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu melayu atau timur tengah. Sebuah grup musik dengan alat musik gambus sebagai alat musik utama sering dinamakan sebagai orkes gambus.Cara memakai alat musik gambus yaitu dengan dipetik dan sama cara memakainya dengan alat musik gitar.

Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan.


2. Alat musik Tradisional dari Riau - REBANA


Rebana adalah sebuah alat musik pukul yang terbuat dari kayu dengan salah satu sisinya ditutup menggunakan kulit kayu.  Alat musik tradisional asal  Riau ini umumnya berbentuk bulat pipih dengan berbagai ukuran dari yang besar sampai kecil.

Rebana biasa digunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian rakyat. Alat musik rebana ini sangat terkenal sejak zaman kerajaan Melayu Kuno yang sering digunakan saat upacara pernikahan.


3. Alat musik Tradisional dari Riau - NAFIRI

nafiri alat musik tiup dari riau
Nafiri adalah alat musik tiup yang berasal dari Provinsi Riau. Alat musik tiup yang mirip dengan terompet ini  memiliki fungsi sebagai berikut :
  • Pengiring tarian tradisional, tari Inai, tari Jinugroho dan tari Olang.
  • Sebagai alat musik yang utama di dalam musik robat yang merupakan musik yang dimainkan di lingkungan masyarakat.
  • Sebagai melodi yang digunakan untuk menentukan gerakan-gerakan silat.
  • Untuk penobatan raja-raja ketika Riau masih berbentuk kerajaan-kerajaan serta bangsawan.
  • Tanda terhadap terjadinya peperangan, bencana, dan kematian.
  • Alat yang digunakan sebagai penanda spiritual untuk memanggil dewa, roh, atau arwah nenek moyang.

Selain diperguankan sebagai alat musik tradisional, nafiri juga dipergunakan sebagai alat komunikasi masyarakat melayu, terutama untuk memberitahukan tentang adanya bencana, dan berita tentang kematian. Pada jaman kerajaan dahulu, bahkan nafiri mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu dipakai pada acara penobatan raja.
Terbuat dari kayu yang berukuran 25 sampai 45 centimeter. Antara batang dengan dan tempat tiupnya diberi batas yang terbuat dari tempurung kelapa. Nafiri menggunakan semacam lidah yang terbelah dua terbuat dari daun kelapa yang muda atau ruas bambu yang sudah kering. Lidah tersebutlah yang disebut dengan vibrator yang akan mengeluarkan suara atau bunyi-bunyian. Lubang jari ada tiga buah yang besarnya kira-kira sebesar biji jagung untuk mengatur tinggi rendahnya nada. Pada bagian pangkalnya diberi sambungan berbentuk seperti bujur telur yang terpotong dan berongga untuk membuat volume yang dikeluarkan lebih besar. Musik yang dikeluarkan terdengar seperti meronta-ronta daripada melodi yang jelas untuk didengar.

4 Alat musik Tradisional dari  Riau - MARWAS DAN GENDANG


Gendang dan Marwas adalah instrumen musik dari Riau yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.

Ada berbagai jenis Gendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut gendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama gendang gedhe biasa disebut gendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung.

Sedangkan marwas sendiri merupakan alat musik tradisional yang lebih kecil dari gendang. Terbuat dari kulit kembing, kayu cempedak atau kayu nangka dan rotan sebagai pengikat. Marwas merupakan salah satu alat musik tradisional untuk mengiringi tarian Zapin.

Demikian 4 alat musik tradisional dari Riau. Walaupun di masyarakat Riau juga banyak dikenal alat-alat musik tradisional lainya seperti gong, kompang dan kordeon, namun alat musik tradisional tersebut dapat dicari dalam artikel alat musik tradisional dari provinsi lainnya.

lat Musik Tradisional Papua Sama seperti pakaian adat dan rumah adatnya, alat musik tradisional Papua juga dibuat dengan dominasi bahan alam. Kendati demikian, nilai estetis dari beragam alat musik tersebut justru semakin dipandang unik. Kita bisa melihat esteika alat-alat musik tersebut mulai dari fungsi dan cara memainkannya sebagaimana penjelasan berikut. 1. Alat Musik Pikon Yang pertama adalah Pikon. Pikon merupakan alat musik tradisional Papua yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup. Nama “Pikon” sendiri berasal dari bahasa Baliem yaitu “Pikonane” yang berarti alat musik bunyi. Untuk memainkan pikon, sembari ditiup pemainnya harus menarik tali yang terdapat pada ujungnya untuk menghasilkan nada-nada dasar seperti do, mi, dan sol. 2. Alat Musik Yi Yang selanjutnya adalah Yi. Yi merupakan sebuah alat yang menjadi sarana untuk memanggil penduduk agar berkumpul di suatu tempat. Biasanya Yi dimainkan saat ketua adat hendak mengadakan acara-acara adat atau memberikan pengumuman. Yi dibuat dari kayu gelondongan dengan rongga di bagian dalamnya. Cara memainkannya sendiri adalah dengan dipukul keras-keras. Baca Juga : Pakaian Adat Papua 3. Alat Musik Triton Alat musik tradisional Papua yang bernama Triton adalah sebuah alat dengan fungsi sama seperti Yi. Ia berfungsi untuk memanggil penduduk kampung. Bedanya, jika Yi dibuat dari kayu, Triton justru dibuat dari kerang terompet dan dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini diperkirakan berasal dari budaya masyarakat Kabupaten Biak. 4. Alat Musik Fuu Fuu adalah alat musik tiup khas suku Asmat. Selain berfungsi untuk mengundang masyarakat, instrumen ini juga dimainkan saat pertunjukan tarian adat Papua. Fuu terbuat dari bambu dengan 1 lubang berukuran beda di setiap ujungnya. 5. Alat Musik Kecapi Mulut Kecapi mulut dimainkan dengan cara yang sama seperti Pikon, yaitu ditiup dan ditarik talinya. Akan tetapi, kecapi mulut dibuat dari bahan bambu wuluh kecil. Fungsinya sebagai sarana hiburan dan dimainkan secara tunggal karena suara yang dihasilkan terbilang kecil. Alat musik tradisional Papua ini berasal dari budaya Suku Dani di lembah Baliem, Jaya Wijaya. 6. Alat Musik Tifa Alat musik tradisional Papua yang paling dikenal di kancah nasional adalah Tifa. Tifa merupakan sebuah alat musik yang dibuat dari kayu bulat, kulit rusa kering, dan rotan. Kayu bulat pada tifa dikikis dan dilubangi di bagian tengahnya sementara kulit rusa diikat pada salah satu ujung lubang. Tifa dimainkan dengan cara ditepuk dan manghasilkan bunyi ritmis. Oleh karenanya, alat musik ini sering didendangkan untuk mengiringi tarian-tarian adat atau pesta-pesta tradisional, seperti Tari Perang, Tari Tradisional Asmat, dan Tarian Gatsi. Kita bisa menemukan tifa dalam 5 bentuk yaitu, Tifa Jekir, Tifa Jekir Potong, Tifa Potong, Tifa Dasar, dan Tifa Bas. 7. Alat Musik Paar dan Kee Paar dan Kee sebetulnya memiliki fungsi utama sebagai penutup kelamin pria adat Papua. Paar adalah labu kering dan kee adalah ikat pinggang yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kendati begitu, keduanya juga bisa berfungsi sebagai alat musik. Keduanya digunakan para pria untuk menari dan menghasilkan bunyi ketika saling bertemu satu sama lain. Cukup unik bukan? Baca Juga : Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan 8. Alat Musik Krombi Krombi adalah sebuah alat musik petik yang terbuat dari bambu dan dawai tradisional. Alat musik tradisional Papua ini berasal dari budaya masyarakat suku Tehit di Kabupaten Sorong Selatan. Biasanya ia dimainkan untuk mengiringi tarian pada pesta adat bakar batu. 9. Alat Musik Butshake Butshake adalah alat musik yang dibuat dari susunan buah atau biji kenari pada sebilah bambu lengkung. Instrumen ini menghasilkan suara gemericik saat di ayunkan atau dikocok. Diketahui bahwa alat musik butshake berasal dari budaya suku Muyu di Kab. Merauke. Biasanya digunakan oleh mereka sebagai pengiring tarian adat. 10. Alat Musik Amyen Amyen adalah terompet yang terbuat dari kayu khas suku Web di Kab. Keerom. Amyen dimainkan dengan cara ditiup. Selain digunakan sebagai pengiring tari-tarian, omyen sering digunakan sebagai peringatan tanda bahaya ketika terjadi perang suku. Nah, itulah 10 alat musik tradisional Papua lengkap dengan gambar dan penjelasan cara memainkannya. Semoga dapat menambah kecintaan kita terhadap bumi cendrawasih dan budayanya. Semoga bermanfaat!

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/alat-musik-tradisional-papua.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.


1. Alat musik tradisional Gorontalo - Polopalo


            Polopalo adalah alat musik tradisional dari Gorontalo. Alat musik ini terbuat dari bambu dengan bentuk mirip dengan garputala. Alat musik sejenis dapat pula kita temui misalnya alat musik tradisional Sulawesi Barat Gongga Lima, atau alat musik tradisional Sulawesi Selatan Parappasa.

Polopalo dimainkan dengan cara dipukulkan pada lutut atau bagian tubuh lain para pemainnya. Umumnya, instrumen ini dimainkan bersama-sama dalam pertunjukan tari tradisional khas Gorontalo.
Untuk menghasilkan ritme yang unik, pada perkembangannya Polopalo dimodifikasi sehingga terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan ukurannya. Ada 3 jenis Polopalo, yaitu yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Semakin kecil ukuran Polopalo, semakin tinggi nada yang dihasilkannya. Selain itu kini Polopalo dibuatkan sebuah pemukul dari kayu yang dilapisi karet agar mempermudah dan membantu dalam proses memainkan alat musik Polopalo. Hal ini memberikan dampak, selain anggota tubuh tidak sakit, bunyi yang dihasilkanpun semakin nyaring.

Alat musik polopalo ini digunakan pada tari tradisional Gorontalo yang dikenal dengan tari polopalo.

2. Alat musik tradisional Gorontalo - Ganda

Alat musik ganda Gorontalo adalah sejenis alat musik pukul mirip dengan alat musik gendang yang telah kita kenal. Alat musik ganda Gorontalo ini terbuat dari kayu dan memiliki dua sisi yang terbuat dari kulit binatang.


3. Alat musik tradisional Gorontalo - Gambusi


Alat musik tradisional Gorontalo lainnya yang dikenal adalah Gambusi. Alat musik gambusi merupakan alat musik gambus yang bisa kita temukan pula di Provinsi lain di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Alat musik gambusi memiliki 9 senar dan dibunyikan dengan cara dipetik.


4. Alat musik tradisional Gorontalo -Marwas

Marwas adalah kendang tepuk yang sering dimainkan bersama gambusi dan rebana dalam pertunjukan marawis. Alat musik ini dikenal masyarakat Gorontalo setelah agama Islam masuk dan menyebar di Sulawesi. Pertunjukan marawis sendiri umumnya menghadirkan lagu-lagu yang sarat dengan nilai keagamaan. Biasanya berupa pujian kepada Tuhan atau nasihat kepada sesama. 

5. Alat musik tradisional Gorontalo - Rebana

Seperti halnya Marwas, alat musik rebana merupakan alat musik yang digunakan oleh masyarakat Gorontalo setelah Islam masuk ke Pulau Sulawesi, tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Amai di sekitar tahun 1425 Masehi. Catatan sejarah membuktikan instrumen ini memang telah akrab ditelinga masyarakat Gorontalo karena memang sering dijadikan pengiring ritual upacara adat atau upacara keagamaan.

Demikian Sobat tradisi, 5 alat musik tradisional Gorontalo yang bisa kita kenalkan pada artikel kali ini, semoga bermanfaat bagi Sobat tradisi semua.

1. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Karinding


          Karinding adalah alat musik tradisional Jawa Barat khususnya suku Sunda. Karinding ini berasal dari beberapa tempat di Jawa Barat seperti dari Citamiang, Pasir Mukti, Tasikmalaya, Malangbong (Garut) dan Cikalong Kulon (Cianjur), provinsi Jawa Barat. Di daerah tadi biasanya alat musik tradisional karinding dibuat dari pelepah kawung (pohon aren) sedangkan dibeberapa tempat seperti di Limbangan dan Cililin, kebanyakan alat musik karinding dibuat dari bambu.

Alat musik tradisional karinding dari Jawa Barat ini sangat unik,  selain dari asal daerah pembuatan karinding, ternyata pemakai karindingpun mempengaruhi bahan pembuat karinding itu sendiri. Untuk karinding yang dibuat dari bambu digunakan oleh perempuan. Bentuknyapun sedikit kecil dan memanjang, konon alat musik ini juga digunakan sebagai susuk yang diselipkan dalam gelungan rambut pemakainya. Sedangkan untuk karinding yang terbuat dari pelepah kawung digunakan oleh pria. Bentuknyapun lebih pendek agar mudah disimpan pada tempat bako (tembakau)



Cara memainkan karinding ini sangat unik, pertama karinding yang memiliki 3 ruas ini didekatkan kemulut. Kemudian salah satu sisinya dipukul dengan jari tangan, dan akibat pukulan tersebut akan menghasilkan vibrasi suara. vibrasi suara inilah yang akan diolah oleh pemainnya hingga menghasilkan nada-nada.

Berikut ini beberapa video penggunaan alat musik tradisional karinding, dimana alat musik tradisional karinding ini bisa digunakan dan dikolaborasikan dengan alat musik lainnya baik tradisional maupun modern :


 

2. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Tarawangsa




Tarawangsa adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang dimainkan dengan cara di gesek. Alat musik tradisional tarawangsa ini keberadaannya lebih tua dari alat musik rebab. Terbukti alat musik tradisional tarawangsa disebutkan dalam naskah kuno abad ke 18 sewaka darma.

Alat musik ini dapat ditemui di beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten. Yaitu di daerah Rancakalong (Sumedang), Cibalong dan Cipatujah (Tasikmalaya), Banjaran (Bandung) dan Kanekes (Banten)

Walaupun alat musik ini memiliki 2 dawai, namun hanya satu dawai saja yang dibunyikan dengan cara digesek. Selebihnya dawai tersebut dibunyikan dengan dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri. Tarawangsa sebagai salah satu alat musik tradisional ini sering dimainkan dengan diiringin oleh alat musik sejenis kecapi yang disebut dengan Jentreng.

Pemain tarawangsa hanya terdiri dari dua orang, yaitu satu orang pemain tarawangsa dan satu orang pemain jentreng. Semua Pemain Tarawangsa terdiri dari laki-laki, dengan usia rata-rata 50 – 60 tahunan.




 

3. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Jentreng


Jentreng adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang dimainkan dengan cara dipetik dan ditoel (disentuh). Alat musik Jawa Barat ini mirip dengan alat musik Kecapi akan tetapi ukurannya lebih kecil dan hanya memiliki 7 buah senar. Jentreng biasanya dibuat dari kayu kembang kenanga atau dari kayu nangka.

Keberadaan alat musik Jentreng ini tidak jauh berbeda dengan alat musik Tarawangsa.

Alat Musik Tradisional  Jawa Barat - Jentreng
Alat Musik Jawa Barat - Jentreng | Sumber Gambar : Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat

4. Alat musik tradisional Jawa Barat - KACAPI


Alat Musik Tradisional - Kacapi
Sumber gambar : Datasunda.org

Kacapi adalah merupakan alat musik tradisional Jawa Barat. Kacapi merupakan alat musik utama dalam tembang sunda atau mamaos cianjuran.

Alat musik tradisional yang merupakan salah satu icon dari Jawa Barat ini dipergunakan dengan cara dipetik. Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, kacapi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kacapi indung (kacapi induk) dan kacapi rincik (kacapi anak).

Alat musik kacapi dapat ditemui hampir diseluruh wilayah di Jawa Barat. Dan sampai saat ini alat musik kacapi masih sering dipergunakan dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya orang sunda.

Diduga alat musik tradisional kacapi ini sudah ada sebelum abad ke 15, dimana kacapi indung dipergunakan untuk mengiringi pantun sunda.


  

5. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Angklung


alat musik tradisional angklung

Siapa sih yang enggak kenal angklung? alat musik tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat ini sudah mendunia, dan tentu saja kita sebagai generasi penerus Bangsa mempunyai tanggung jawab yang sama untuk melestarikan kebudayaan Indonesia ini.

Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyang. Benturan antara badan pipa bambu akan menghasilkan bunyi yang memiliki nada-nada tertentu disesuaikan dengan besaran bambu yang digunakannya.

Tidak jelas sejak kapan angklung digunakan masyarakat Jawa Barat, namun dari bentuknya diduga angklung mulai digunakan ketika terdapatnya  kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara. Namun demikian catatan mengenai alat musik angklung ini ada pada masa kerajaan sunda yaitu pada abad ke 12 sampai 16.

Kalo sobat kebetulan sedang ke kota Bandung, saya sarankan untuk mengunjungi saung angklung udjo untuk berwisata sekalian mengenal lebih jauh mengenai alat musik angklung ini.

Baca Juga : Mang Udjo, Tokoh Angklung Jawa Barat



 

6.  Alat Musik Tradisional Jawa  Barat - Calung


alat musik tradisional calung

Nah jika angklung digunakan dengan cara digoyang, alat musik tradisional Jawa Barat yang bernamacalung ini dibunyikan dengan cara dipukul. Biah bambu yang disusun berjajar ini dipukul ruas-ruasnya sehingga menimbulkan nada.

Alat musik calung memang merupakan prototipe dari alat musik angklung. Alat musik ini dibuat dari Jenis bambu untuk pembuatan calungdimana kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

Alat musik ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu calung rantay dan calung jinjing. Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih.Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir).

 

7. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Celempung


Celempung adalah alat musik Jawa Barat yang terbuat dari hinis bambu (kulit bambu)  yang dimainkan dengan cara dipukul. Seperti halnya alat musik tradisional karinding, pukulan pada hinis bambu pada celempung akan menghasilkan resonansi bunyi.

Celempung dimainkan dengan 2 cara ; dipukul ( kedua alur sembilu dipukul bergantian, tergantung ritme dan suara yang diinginkan ) dan diolah ( tangan kiri mengatur besar kecil suara yang keluar dari badan celempung ). Suara tinggi diperoleh dengan membuka lebih lebar. Suara rendah dengan menutup rapat lubang. Suara yang dihasilkan celempung bisa beragam, tergantung keahlian pemain.

Dari informasi yang kangdede dapatkan dari hasil googling, ada beberapa bentuk dan asal celempung. Namun yang kangdede yakini alat musik celempung yang berasal dari sunda (Jawa Barat) adalah bentuk seperti ini :



Dan berikut video yang berhasil saya temukan di youtube. Semoga ikut membuat alat musik celempung ini terus eksis dan tidak punah dari Bumi Parahyangan :





8. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Rebab / Lengek

Rebab adalah alat musik Jawa Barat  yang dimainkan dengan cara digesek. Alat musik Jawa Barat ini merupakan prototipe alat musik Tarawangsa yang sudah ada terlebih dahulu. Saat ini alat musik rebab digunakan untuk mengiringi berbagai musik tradisional seperti musik jaipong, musik degung dll. 

Rebab dalam bahasa Sunda juga disebut dengan lengek, dan orang yang sedang memainkan lengek disebut ngalengek.


9. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Suling

Suling merupakan alat musik tradisional yang dapat ditemui dihampir seluruh Provinsi di Indonesia. Akan tetapi Suling dari Jawa Barat memiliki bentuk dan suara yang unik apabila dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu sunda. 

Alat musik Jawa Barat yang satu ini dibuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup.


10. Alat Musik Tradisional Jawa Barat - Jenglong

Jengglong adalah instrumen musik dari daerah Jawa Barat yang berfungsi sebagai kerangka lagu dan pembuat nada dasar. Cara memainkan alat ini dipukul dengan alat pukul empuk. Jengglong berbentuk bilah-bilah yang berderet di atas ruang suara atau resonator. Bilah-bilah terbagi pada dua buah ancak yang masing-masing berjumlah 3 bilah dan permukaannya berpencong dengan diameter 30-40 cm. Selain berbentuk bilahan, alat ini terkadang berbentuk bulat dan permukaannya berpencong. Seperti halnya bonang dan sarong, jengglong dibuat dari bahan dasar perunggu, kuningan atau besi, sedangkan pemukulnya dari kayu yang berbentuk lurus pada ujungnya dibalut dengan rajutan benang wol.


Nah.. sobat, itu tadi 10 alat musik tradisional dari Jawa Barat yang berhasil saya kumpulkan. Walaupun masih banyak alat musik Jawa Barat yang belum saya bahas, tapi semoga bisa mewakili dari berbagai alat musik tradisional Jawa Barat. Dan Insya Allah alat musik Jawa Barat lainnya akan kami bahas dikesempatan yang akan datang. Semoga dengan informasi ini sobat bisa lebih tahu akan budaya Jawa Barat, dan tentu saja, jika saya melewatkan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat mohon informasinya ya.. silahkan jangan sungkan untuk sekedar mengisi komentar dibawah. Saran dan kritiknya sangat saya harapkan guna perbaikan dan kelengkapan penyajian informasinya.